Clinical Evidence
Penelitian ini merinci intervensi melalui pengabdian masyarakat yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Aji Batara Agung Dewa Sakti, dengan fokus pada peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani hiperbilirubinemia neonatal.
Learn More
Hiperbilirubinemia berat lebih sering terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah seperti Indonesia dibandingkan di negara berpenghasilan tinggi. Salah satu faktor penyebabnya kemungkinan adalah kurangnya kepatuhan terhadap pedoman diagnosis dan pengobatan hiperbilirubinemia yang ada. Kami telah mengembangkan pedoman nasional baru untuk penanganan hiperbilirubinemia di Indonesia. Untuk membantu tenaga kesehatan dalam menggunakan pedoman ini, aplikasi alat bantu keputusan berbasis web dapat meningkatkan kepatuhan terhadap pedoman dan perawatan bayi dengan hiperbilirubinemia.
Learn More
Baru-baru ini, Bilistick®, sebuah instrumen point-of-care untuk mengukur kadar bilirubin, telah dikembangkan. Alat ini cepat dan lebih murah daripada alat pengukur bilirubin transkutan (TCB), tetapi data tentang sifat diagnostiknya masih terbatas.
Learn More
Hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir lebih sering terjadi di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi residen anak di Indonesia untuk memiliki pengetahuan yang memadai tentang penanganan hiperbilirubinemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan residen anak tentang penanganan hiperbilirubinemia, apakah mereka mengikuti pedoman yang direkomendasikan, dan apakah terdapat perbedaan antara lima rumah sakit pendidikan besar di Indonesia.
Learn More
Hiperbilirubinemia umumnya terjadi pada neonatus, dengan prevalensi yang lebih tinggi pada neonatus prematur, yang dapat menyebabkan hiperbilirubinemia berat. Penilaian bilirubin serum total (TSB) dan penggunaan bilirubinometri transkutan (TcB) merupakan metode yang ada untuk mengidentifikasi dan memprediksi hiperbilirubinemia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai batas TcB pada hari pertama neonatus prematur, guna memprediksi hiperbilirubinemia pada 48 dan 72 jam.
Learn More
Di Indonesia, beban hiperbilirubinemia berat lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Apakah hal ini berkaitan dengan fototerapi (PT) yang tidak efektif masih belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki kinerja perangkat fototerapi di rumah sakit di Jawa, Indonesia.
Hiperbilirubinemia berat, yang dapat mengakibatkan kernikterus, lebih sering ditemukan di negara berpenghasilan rendah dan menengah, seperti Indonesia, dibandingkan di negara berpenghasilan tinggi. Di Indonesia, bidan, dokter umum (GP), dan dokter anak terlibat dalam perawatan bayi baru lahir dengan penyakit kuning. Belum diketahui apakah tingginya insiden hiperbilirubinemia berat di negara ini berkaitan dengan kurangnya pemahaman terhadap pedoman hiperbilirubinemia yang dikeluarkan oleh, misalnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Akademi Pediatri Amerika (AAP), atau Kementerian Kesehatan Indonesia, atau karena kurangnya kepatuhan terhadap pedoman tersebut.